My Twitter☁

Sunday, June 30, 2013

Life Is A Choice

Hey gus, indri dapet percakapan "Life Is A Choice dari 2 remaja yang lagi chat di sebuat situ jejaring sosial. So enjoy guys.

B : Hidup buat aku? Kayak main monopoli
A : Haa? Becanda? Kok bisa?
B : Pernah main monopoli gak?
A : Pernah, terus?
B : Cara mainnya gimana?
A : Naruh orang-orangan di start terus ngocok dadu habis itu jalanin orang-orangan sesuai dengan nomor dadu yang muncul.
B : Main monopoli itu singkat tapi seru. Kalo lagi berhenti di kolom kesempatan terus dapet kartu yang baik rasanya seneng banget. Ketika berhenti di parkir bebas, wah dijamin bakalan bersorak banget. Tapi lain lagi ketika kita harus bayar denda, apalagi harus masuk penjara. Jengkel memang. Hidup kayak gitu. Singkat tapi seru. Dadu anggap sebagai takdir. Kadang membawa kita kesenangan, kadang membawa kita ke kesedihan.
A : Bentar, bukannya takdir ada dua jenis? Takdir yang bisa dirubah dan takdir yang gak bisa dirubah?
B : Memang.
A : Yang gak bisa dirubah cuma kematian. Kenapa kamu nyamain jalan hidup dengan dadu monopoli? Angka yang muncul di dadu akan menuntun kita kemana kita melangkah. Bukannya semua langkah ada di tangan kita? Bukannya kita sendiri yang berhak menentukan kemana kita akan pergi? Memang semua atas seijin Tuhan, tapi bukannya ketika kita mau berusaha, maka yang gak mungkin bisa jadi mungkin?
B : Hidup itu pilihan
A : Ya aku tau
B : Dalam agamamu, pada dasarnya manusia hidup untuk apa?
A : Sebagai khalifah yang ditugaskan untuk memimpin dunia agar dapat terciptanya keseimbangan.
B : Mereka melakukan untuk siapa?
A : Untuk kehidupan mereka, untuk dunia ini.
B : Untuk Tuhan?
A : Ya pada akhirnya semuanya kembali pada Tuhan.
B : Itu udah tau.
A : Maksudnya?
B : Sewaktu kita main monopoli, kita semua bakalan mulai di garis start trus semuanya juga bakalan berhenti di garis finish walaupun waktunya beda-beda. Bisa jadi aku duluan yang benar-benar berhenti di garis finish tapi kamu masih bisa terus bermain karena nomor dadu kamu melewati garis finish.
A : Intinya ?
B : Semua berangkat dan berakhir pada hal yang sama. Itu maksud takdir dadu yang aku katakan.
A : Aku belum paham.
B : Dadu atau takdir itu menunjukkan jalan yang seharusnya kemana kita pergi. Dalam kehidupan nyata, sebenarnya kemana seharusnya manusia pergi? Apa yang seharusnya manusia cari? Jalan Tuhan, bukan? Kita semua dituntun untuk menuju ke jalanNya. Benar? Siapa yang gak mau bahagia di Surga yang Dia janjikan? Semua pasti punya niat yang sama, bukan? Tujuan yang sama.
A : Jadi secara tidak langsung hidup kita sudah diatur? Semuanya?
B : Tidak semua.
A : Haa? Gimana sih?
B : Sudah kubilang hidup itu pilihan.
A : Tapi tadi kamu bilang kalo takdir semua manusia itu sama, menuju ke jalan Tuhan?
B : Orang bodoh apa selama akan bodoh? Orang baik apa selamanya akan baik?
A : Enggak
B : Dalam permainan monopoli, ketika kita bermain dan berjalan menurut rute yang ada, kadang kita berhenti di suatu negara buat beli tanah atau bahkan langsung bikin hotel. Tapi kadang kita juga mikir dulu kan. Enaknya beli tanah dulu apa langsung bangun rumah apa hotel sekalian? Begitu juga ketika berhenti di parkir bebas dan kebetulan di tengah papan ada uang denda. Kamu bakal milih yang mana? Menaruh orang-oranganmu di kotak sesukamu atau memilih mengambil uang denda yang ada di papan? Sama kayak hidup. Manusia dalam menyelesaikan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, pasti ada rintangan di dalam semuanya. Rintangan apa? Pilihan. Manusia memiliki hawa nafsu. Dan untuk memenuhi hawa nafsunya dia pasti dihadapi dengan pilihan.
A : Pilihan? Menurutku tidak semuanya merupakan pilihan. Contohnya aja ketika kita berhenti di tanah orang lain, maka kita harus bayar denda dan kita tidak punya pilihan. Sama ketika kita harus bayar denda di bank.
B : Manusia hidup apa harus untuk memenuhi nafusnya? Bagaimana dengan kewajibannya? Apa kita hidup tanpa kewajiban? Gimana jadinya kalo semua orang hanya memiliki hak dan tidak menjalankan kewajiban? Dan juga apa gunanya Tuhan memberikan kepintaran pada manusia jika manusia itu sendiri tidak bisa bersikap tanggung jawab? Bayangin aja, betapa hancurnya dunia ini ke depannya.
A : Bagaimana dengan miskin dan kaya?
B : Kadang ada pemain monopoli yang memilih untuk menghemat uangnya daripada menginvestasikan dalam bentuk tanah atau bangunan. Tapi ada juga yang berambisius untuk menginvestasikan uangnya. Tau apa yang bakal terjadi?
A : Pemain yang tidak membeli apa-apa biasanya bakal malah bangkrut. Soalnya dia bakalan berhenti di tanah orang dan membayar denda. Kalo yang punya tanah biasanya malah berharap ada berhenti di tanahnya biar ada pemasukkan yang masuk.
B : Hidup seperti itu. Kita boleh menganggapnya santai, tapi jangan meremehkannya juga. Ketika kita terlalu menganggap datar kehidupan, kadang itu malah menghancurkan diri kita sendiri. Sedangkan yang tetep berusaha dan berpikir bagaimana caranya agar mendapat keuntungan dari tanah dan bangunan? Walaupun pemasukkannya sedikit-sedikit, tapi lama-lama menjadi bukit kan? Karena dia mau berpikir dan mau berusaha.
A : Berarti sama kayak kematian?
B : Apa kesimpulanmu tentang itu?
A : Kematian itu takdir yang gak bisa dirubah, jadi mau gimana pun kita, tetep gak akan bisa berubah dari kematian. Kita gak akan bisa lari dari kematian.
B : Ya. Ketika orang-orangan kita berhenti tepat di garis finish, maka saat itulah kita harus berhenti. Mau gak mau kita harus berhenti. Tapi ada juga yang lain. Ketika orang-orangan kita mendekati garis finish, belum tentu langkah selanjutnya kita berhenti di garis finish. Bisa jadi, kita malah melewatinya dan melanjutkan permainan kembali. Itu hidup menurut versiku.
A : Kesimpulannya?
B : Hidup itu pilihan. Kita yang tau apa yang terbaik untuk kita dan apa yang harus kita lakukan untuk kebahagiaan kita sendiri. Manis pahitnya hidup, membuat hidup kita lebih menarik daripada hidup yang biasa-biasa aja. Makanya jangan suka ngeluh kalo dikasih cobaan. Tetep bersyukur apapun yang terjadi. Dan juga jangan takut pada kematian. Karena pada dasarnya semuanya tetap akan mengalami kematian.

Mereka berdua bukan seorang motivator kelas kakap. Mereka orang biasa, remaja seperti kita. Gimana menurut kalian? Semoga sedikit memotivasi kalian untuk menjadi lebih baik :)

Salam Indi Indro Mamadon (^.^)/

No comments:

Post a Comment